![]() |
| Foto dari ava twitter @faridstevy |
Sekilas mengulik kejadian tahun 65 dari berbagai sudut, mulai dari pro dan kontra yang sampai saat ini kita hanya menjadikan tahun ini tahun kelam bangsa indonesia.
Setelah saya tarik sedikit benang merahnya, alasan dilakukannya pembantaian adalah "ketakutan", dari ketakutan ini akal sehat bangsa indonesia mulai tergerus. Bangsa kita sudah tidak bisa membedakan mana baik/buruk dan benar/salah.
Bangsa yang sangat besar ini yang sering kita sebut Indonesia pernah melukai tubuhnya sendiri dengan alasan akan "ketakutan". Prosedur hukum yang kita sepakati bersama telah dipandang sebelah mata, kata sebagian orang 'owh tidak apa-apa demi bangsa dan negara, indonesia wajib melakukan pembantaian ini' dan dari sisi lain 'loh ya Indonesia punya hukum kok seenaknga sendiri, emang semua yang hilang dan mati itu benar melakukan ksaalahan?'.
Ada yang mengganggap dalang dari pembantaian ini seorang 'pahlawan' tapi di lain sisi mereka sebut pecundang, ada juga orang yang mati dan hilang mereka sebut 'pahlawan' dan di lain sisi juga ada yang menyebut mereka 'radikal'.
Kalau saya boleh merepresentasikan dulu Indonesia pernah 'self harm' dengan alasan 'overthinking' yang entah benar atau salah dan baik atau buruk saya juga gak paham sampai sekarang. Ya saya yang gak tau apa-apa keluarga juga bukan dari kedua sisi tersebut jadi ya mana paham, yang saya paham Indonesia pernah punya dua sisi yaitu si Pecundang dan si Radikal.

Comments
Post a Comment